Terkadang hujan bukan menjadi
rahmat lagi. Tahun ini menjadi tahun galau bagi kota kendari detengah banyaknya
masalah yang sedang menjadi teka-teki pemerintah daerah. Ingat bulan tujuh
tahun 2013 lalu, bencana besar-besaran menimpa kota kendari. Selama 10 tahun
terakhir, banjir kali ini menjadi bencana terdahsayat di kota kendari dan hampir
setengah kota kendari terrendam banjir.
Spekuasi kian bermunculan dalam
menentukan penyebab banjir yang terjadi. Didunia maya pun melalui media
facebook tidak ada hentinya mebicarakan hal itu. Ada yang menyalahkan
pemerintah kota dimana tata kota yang tidak beres, adapula yang beranggapan
bahwa ini karena ulah para pengusaha yang tidak memperhatikan drainase saat
membangun.
Beberapa media okal kota kendari
diungkapkan bahwa Hujan yang turun mengguyur kota kendari selama seminggu juga
menjadi pemicu banjir. Ada 13 sungai yang meluap sehingga kota kendari tidak
mampu lari dari kenyataan itu. Salah satu suangai itu adalah suangai konaweha.
Sungai ini merupakan sungai yang melintasi kota kendari sehingga manakala sungai
ini meluap sudah pasti pemukiman warga akan terrendam.
Akibat banjir ini kerugian
tentunya tidak dapat dihindari. Pasar terrendam, beberapa ruko terrendam bahkan
rumah hanyut terbawa arus banjir. Selain itu banyak kendaraan-kendaraan yang
terjebak ditengah-tengan banjir baik kendaraan pribadi ataupun angkot dan truck
pengangkut tambang galian C.
Hari minggu kemarin menjadi saksi
kembalinya masalah banjir dalam kota. Fatalnya bahwa banjir itu bukan lagi
karena meluapnya sungai di kota kendari namun besar karena drainase jalan yang
tidak ada.tepat tanggal 14 desember 2013 banjir kembali menggenangi kota dan
merendam badan jalan khususnya di jalan by pass tepat sebelah jalan depan Rumah
Makan Angkasa Nikmat.
Kota kendari yang kini menjadi
kota ruko, memberikan pemandangan berbeda dibandingkan beberapa tahun yang
lalu. Bisa diliahat sepanjang jalan berdiri ruko-ruko dan pusat perbelanjaan
yang megah baik mall,supermarket ataupun mini market. Perkembangan ruko dan
pusat perbelanjaan ini tentunya berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Namun disisi lain apabila dalam pembangunan ruko itu tidak memperhatikan
keberadaan drainase pasti akan brakibat fatal.
Data yang dirilis oleh dinas PU
kota kendari terlihat bahwa 59,72% kondisi drainase kota rusak. Kondisi saluran
drainase kota kendari tipe saluran primer sepanjang 5.139 m kondisinya baik dan
sepanjang 20.831 m kondisinya rusak. Untuk saluran sekunder 31.601 m dengan
kondisi baik dan 98.081 m rusak.
Sedangkan saluran tersier 54.122 m kondisinya baik dan 111.666 m kondisinya
rusak.
Kerusakan drainase ini pada
dasarnya bukan hanya karena umur
drainase yang sudah tua dan belum dibangunnya (dibuatnya) drainase oleh
pemerintah. Sebagian besar terlihat bahwa awalnya sebenarnya drainase itu ada
namun karena pembangunan yang dilakukan oleh warga yang tidak memperhatikan
pentingnya keberadaan drainase, sehingga mereka menimbunnya.
Ulah yang tidak bertanggung jawab
inilah yang menjadi fakta yang terjadi didepan beberapa ruko di kota kendari.
Sehingga tidak perlu menunggu hujan mengguyur kota kendari selam satu minggu
kemudian kita siap akan bencana banjir itu namun hujan satu hari pun kota
kendari akan kebanjiran.
Untuk itu
kiranya setiap penduduk kota kendari perlu memahami pentingnya drainase ini.
Para pendiri bangunan (pemilik toko,ruko dan mall) untuk ikut serta dalam mencegah terjadinya banjir dengan tidak
menimbun drainase yang letaknya di depan bangunannya. Pemerintah wajib menata
kota dengan baik mengelola sungai agar bisa bernilai guna serta memperhatikan
daerah serapan air, agar banjir tidak terjadi lagi serta yang terpenting
pemerintah tidak boleh melirik sebelah mata kepada mereka yang seenaknya
menimbun drainase. Tegakkan aturan dan tindaki mereka bila benar-benar menimbun
drainase. Hal ini tidak lebih demi kota kendari yang ebih baik
Penulis: Yusdin tangkesi