MEMIMPIN DESA KARENA AMANAH
Ku
persembanhkan sebuah cerita sebuah kepemimpinan yang didasari oleh amanah
masyarakat. Pada usia saya yang ke 22 dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggu Universitas
Haluoleo kendari sulawesi tenggara kini masuk di masa KKP alias Kuliah Kerja
Profesi. Alhamdulillah karena semenjak saya memulai kuliah tahun 2009 tanpa hambatan tiap semesternya saya bisa
mengprogram 24 SKS dan akhirnya tahun 2012 ini sisa 1 mata kuliah (SEMINAR
EKONOMI MONETER INTERNASIONAL) maklum jurusan saya IESP Ilmu Moneter. Ok gini
ceritanya,,pada saat pembagian lokasi KKP oleh Lembaga Pengabdian Pada
masyarakat saya ditempatkan di DESA Puasana kecamatan Moramo utara Kbupaten
konawe selatan dan kebetulan pada saat penerimaan oleh pemerintah kecamatan
kami diminta oleh bapak kepala desa puasana untuk menjadikan rumahnya sebagai
posko kami atau nginap dirumahnyalah gitu selam proses menjalani KKP itu.
Setelah beberapa hari proses KKP itu berlangsung, kebetulan juga kepala desanya
ramah dan baik hati iseng iseng saya nanya pada beliau “pak boleh tau ga
bagaimana ceritanya sehingga bapak bisa jadi kepala desa di desa Ini? Mengapa
saya tanya begitu beliau, karena saya sedikit tau dia. Dia itu boleh dibilang
pendatang didesa itu kemudian sebenarnya bapak kepala desa juga ini masih resmi
sebagai staf di rektorat universitas haluoleo kendari. Lanjut saat pertanyaan
itu saya lontarkan beliau langsung tertawa. Saya juga ikut tersenyum : ada apa?
Lantas dia bilang ceritanya panjang. Awalnya saya ini tidak ada niat dan
keinginan sedikit pun untuk menjadi kepal desa di desa ini. Saya bertugas di
UNHALU (Universitas Haluoleo) asejak tahun 80 an kemudian kami tinggal di
Perumahan dosen kampus lama. Setelah beberapa bagian di kampus jadi staf
keuangan, staf anggaran masyarakt dll saya memutuskan untuk membeli rumah
pribadi. Dan karena pada dasarnya karena saya sangat hobi dengan kehidupan laut
karena memang saya dilahirkan didaerah pesisir, saya mencari rumah baru itu di
tempat yang dekat dengan laut. Berhubung istri saya adalah penduduk asli desa
puasana alhamdulillah saya dapat rumah yang siap tinggal di jual di desa itu
dan tempatnya tidak jauh dari laut kira kira 300 m. Setelah saya berdomisili
selama dua tahun ada pergantian kepala desa di desa puasana. Dalam proses itu
lah kemudian dibentuk panitia sembilan yang dibentuk di desa puasana yang akan
mencari dan mengurusi proses pencalonan kepala desa.kemudian panitia sembilan
itu jalan dan mencari figur didesa dan tidak kusangka salah satu figur yang
didatangi oleh panitia sembilan itu adalah saya. Cek percek yang telah
diketahiu jelas yang mencalonkan diri
dalam pesta demokrasi desa ini adalah kepala desa lama dan beberapa yang lain.
Beberap malam kemudian ada bebrapa orang dari panitia sembilan itu datang di
rumah saya kemudian mereka berkata pa hari kami dari panitia sembilan datang
menghadap ke bapak karena amanah masyarakat desa. Bebrapa orang didesa ini
meminta agar bapak masuk dalam calaon kepala desa puasana ini. Saya antara
bingung dan bahagia. Bingungnya saya ko dipilih jadi figur padahal pendatang
kedua bahagianya saya kaeran dipercaya memimpin didesaa ini. Tapi pada malam
itu saya tidak langsung memberikan jawaban alias mengiyakan atas pencalonan
diri saya sebagai calon kepala desa puasana karena pada dasarnya saya tidak
berniat dan tidak ambisi untuk menjadi kepala desa didesa ini. Akhirnya jawaban
yang saya berikan bahwa tegas saya ucapkan pada tim sembilan itu bahwa ‘ saya
tidak mau menjadi calon kepala desa dan tidak mau menjadi kepala desa, cobami
kita cari cari yang lain mungkin mereka lebih siap. Apa jawaban dari tim
sembilan itu.”begini saja pak kami akan cari figur lain dulu tapi kami akan
kembali lagi kerumah bapak ini untuk meminta persetujuan dan kesiapan bapak
sebagai calon kepal desa. Saya iyakan saja “silahkan pak. Tiga kali rapat dalam
rangka pencalonan kepala desa saya tidak hadir perkiraan saya hal ini bisa
menghapus nama saya dari raftar calon kepala desa.tpi apa yang terjadi malah
nama saya menjadi nama pertama usungan dari masyarakat.
Beberapa hari kemudian tim sembilan itu datang kembali
kerumah saya. Mereka katakan bahwa calon desa puasana yang terdata terakhir
beberapa hari yang lalu berjumlah 11 orang tapi semua mengundurkan di sisa satu
orang kepala desa lama. Jadi sisa bapak yang kita harapkan untuk mencalonkan
diri agar pesta demokrasi ini terselenggara. Saya mejnawab sudahlah biarkan
pemilihan secara aklamasi saja. Dengan tegas panitia sembilan itu katakan tidak
bisa pak. Selain itu ini amanah masyarakat yang menunjuk langsung bapak. Dari
pada tim dari kecamatan yang datang pak mending bapak sepakati saja hal
ini.amanah lho pak. Wah saya merasa di kandang paksa (istilah dalam permainan
domino) akhirnya saya meminta waktu pada tim sembilan itu untuk berpikir dan
membicarakan hal ini dengan keluarga dekat saya.
Kebetulan saat itu musim umrah haji, ibu saya baru pulang
umrah dan semua keluarga dekat berkumpul di rumah ibu saya dan akan digelar
sukuran yang disebut Baca Baca (istikah kami). setelah beberapa keluarga
berkumpul banyak cerita yang kami dengar salah satunya cerita ibu selam umrah
yang begitu mengasikkan, dan bebrapa orang menyiapkan makanan yang akan
disantap pada saat setelah baca baca. Salah satu yang tertua dari kami ngomong
‘berhubung makanan atau haroa sudah siap mungkin baikknya kita mulai saja baca
bacanya. Saya langsung ngomong pada mereka, sebelum kita mulai baca bacanya ada
yang saya mau katakan. Mereka bingung dan tanya tentang apa itu? Saya bilang
begini kebetulan didesa saya tinggal ini ada pergantian kepala desa dan
beberapa masyarakat minta agar saya menjadi salah satu calon itu. Saya langsung
ngomong pada mereka kalu sebenarnya saya tidak berniat untuk menjadi kepala
desa apalagi mencalokan diri. Beberapa hari yang lalu tim sembilan datnag di
kerumah dan menyampaikan hal itu pada saya mereka bilang ini amanah masyarakat.
Olehnya itu kebetulan kita semua berkumpul disini, sya minta pertimbangannya
dari kalian semua keluargaku.
Setelah perbincangan berlangsung kakak saya bicara dengan
suara yang tegas “SAYA TIDAK SETUJU” alasannya Cuma dua. Pertama kita punya
mata dan punya telinga, belum pernah kita liat dan kita dengar seorang kepla
desa bisa kaya. Kedua selama ini kamu
dimasyarakat baik baik saja hubungannya yakin dan percaya setelah kamu menjabat sebagai kepala desa
akan ada yang jengkel dan tidak senang dengan kamu. Kemudian setelah saya
timbang timbang, saya jawab kalau soal kaya itu orang tua sudah mengajarkan
untuk menecari rezki yang sebanyak banyaknya yang penting halal. Kedua kalau
perasoalan disenangi atau tidak itu, biar tidak jadi kepal desa kalu kita
kurang ajar sama tetangga bisa dijengkel juga. Berselang beberapa waktu
kemudian kakak saya yang lain ngomong sudahlah ga usah panjang lebar kita
bicara. Kamu calon saja lagian kamu kan belum tentu menang secara kamu itu
pendatang dan yang akan kamu nlawan itu mantan kades yang lama. Kedua kalupun
kamu terpilih dan tidak mampu menjalankan tugas kamukan bisa mengundurkan dir.
Kan tidak ada yang bisa larang kalau kita mau mengundurkan diri. Simpel kan..
Akhirnya setelah panjang lebar kami sepakati untuk
mencalon saja dengan ketentuan tadi
kalau tidak mampu ya mundur. Sebukan kemudian baru saya memberikan jawaban
kepada tim sembilan tadi dan saya melengkapi semua berkas pencalonanku. Pada
saat itu pula saya mulai mengurung diri yang biasanya setelah makan malam saya
gabung gabung sama tetangga, teman teman main domino cerita dengan mereka, tapi
sekarang berbeda saya lebih memilih untuk mengurung diri. Hampir satu bulan hal
itu berlanjut. Dan kemudian tibalah saat pembacaan fisi misi kepala desa. Pada
saat itu saya membuat konsep untuk batu pelampung saya besok kurang lebih dua
lembar di kertas portofolio. Tidak kusangka pas tiba hari besok, lawan
pencalonanku tadi, konsepnya dia jillid ya kira kira sekitar 30 lembaran wah
parah juga ini. Tapi sudahlah terlanjur saya baca saja yang ada. Kami diberi
waktu 15 menit untuk membaca itu alhamdulillah saya tepat waktunya konsepnya
juga selesai. Ironisnya lawan saya itu belum setengah bacaan konsepnya waktu
sudah habis lantaran banyaknya.
Keesokan harinya akan digelar pemilihan KADES dan
malamnya saya melarikan diri di kendari atau di kabupaten sebelah. Saya
mengajak istriku pergi malam itu dirumah sisa anak saya pada malam itu saya
menelpon anak saya dan menanyakan keadaan di desa anak saya bilang didesa lagi
rame rame. Remaja desa lagi minum minum, kades lama sebagai lawan saya
membiayai mereka. Lantas saya tanya ada ga yang cari saya? Dia bilang ada tapi
jam 7 tadi lantas saya bilang saja bapak lagi ke kendari. Dia tanya ada pesan
ga.saya bilang ga ada. Ahirnya dia pulang. Saat waktu menunjukan jam 11 saya
mengajak istriku untuk pulng ke desa, saya berpikir pasti di desa sudah sunyi
sunyi. Tiba di rumah jam 12 malam dan memang sudah sunyi, mungkin mereka sudah
ngantuk. Keesokan harinya digelar pemilihan oleh panitia sembilan di balai desa
puasana pada hari itu pun saya tidak menghadiri pemilihan itu saya lebih
memilih untuk masuk kantor di UNHALU. Saat sore sudah tiba saya menelpon ke
desa anak saya mengangkatnya. Saya tanya bagaimana pemilihan tadi dia bilang “
Bapak menang dengan selisih suara 36 suara” pada saat itu pula saya langsung
pulang ke desa. Dengan hati yang ga tau bagaimana rasannya itu langsung saya ke
balai dan melihat teman teman tim sembilan tadi kebetulan saya punya rokok satu
bungkus saya kasi saja mereka. Alhamdulillah selama pencalolan saya itu tidak
ada namanya sogok menyogok untuk mencari dukungan.
Saat itu saya berpikir wah ini amanah ini. Doa saya Cuma
satu ya allah berikan rahmatmu dalam kepemimpinanku ya allah. Alhamdulillah
selam saya mennjabat semua program kerja yang saya canangkan bisa terlaksana
baik di sisi kesehatan, pembangunan dermaga, pembangunan balai desa, pembauatan
jalan tani masyarakat, bantuan bantuan yang tidak berhenti dan lain lain,
sampai sampai ada masyarakat yang datang di rumah dan mengatakan bahwa saya
adalah orang yang kontra bapak saat pemilihan dan saat ini dengan kinerja bapak
saya sekeluarga mengucapkan rasa bangga kami karena memiliki kepala desa
seperti bapak. Saya hanya bisa mengucapkan alhamdulillah. Kunci yang saya
pegang bahwa jabatan ini adalah amanah apa yang menjadi hak masyarakat saya berikan seratus persen.
Dan pelayanan yang baik dan terbuaka adalah gaya kepemimpinanku. Kata beliau
Sekian dan terima kasih
Cerita anak KKP
YUSDIN TANGKESI