Sunday, February 24, 2013

Kuliah Kerja Provesi (KKP XX) UNHALU



MEMIMPIN DESA KARENA AMANAH
Ku persembanhkan sebuah cerita sebuah kepemimpinan yang didasari oleh amanah masyarakat. Pada usia saya yang ke 22 dalam menempuh  pendidikan di perguruan tinggu Universitas Haluoleo kendari sulawesi tenggara kini masuk di masa KKP alias Kuliah Kerja Profesi. Alhamdulillah karena semenjak saya memulai kuliah tahun 2009  tanpa hambatan tiap semesternya saya bisa mengprogram 24 SKS dan akhirnya tahun 2012 ini sisa 1 mata kuliah (SEMINAR EKONOMI MONETER INTERNASIONAL) maklum jurusan saya IESP Ilmu Moneter. Ok gini ceritanya,,pada saat pembagian lokasi KKP oleh Lembaga Pengabdian Pada masyarakat saya ditempatkan di DESA Puasana kecamatan Moramo utara Kbupaten konawe selatan dan kebetulan pada saat penerimaan oleh pemerintah kecamatan kami diminta oleh bapak kepala desa puasana untuk menjadikan rumahnya sebagai posko kami atau nginap dirumahnyalah gitu selam proses menjalani KKP itu. Setelah beberapa hari proses KKP itu berlangsung, kebetulan juga kepala desanya ramah dan baik hati iseng iseng saya nanya pada beliau “pak boleh tau ga bagaimana ceritanya sehingga bapak bisa jadi kepala desa di desa Ini? Mengapa saya tanya begitu beliau, karena saya sedikit tau dia. Dia itu boleh dibilang pendatang didesa itu kemudian sebenarnya bapak kepala desa juga ini masih resmi sebagai staf di rektorat universitas haluoleo kendari. Lanjut saat pertanyaan itu saya lontarkan beliau langsung tertawa. Saya juga ikut tersenyum : ada apa? Lantas dia bilang ceritanya panjang. Awalnya saya ini tidak ada niat dan keinginan sedikit pun untuk menjadi kepal desa di desa ini. Saya bertugas di UNHALU (Universitas Haluoleo) asejak tahun 80 an kemudian kami tinggal di Perumahan dosen kampus lama. Setelah beberapa bagian di kampus jadi staf keuangan, staf anggaran masyarakt dll saya memutuskan untuk membeli rumah pribadi. Dan karena pada dasarnya karena saya sangat hobi dengan kehidupan laut karena memang saya dilahirkan didaerah pesisir, saya mencari rumah baru itu di tempat yang dekat dengan laut. Berhubung istri saya adalah penduduk asli desa puasana alhamdulillah saya dapat rumah yang siap tinggal di jual di desa itu dan tempatnya tidak jauh dari laut kira kira 300 m. Setelah saya berdomisili selama dua tahun ada pergantian kepala desa di desa puasana. Dalam proses itu lah kemudian dibentuk panitia sembilan yang dibentuk di desa puasana yang akan mencari dan mengurusi proses pencalonan kepala desa.kemudian panitia sembilan itu jalan dan mencari figur didesa dan tidak kusangka salah satu figur yang didatangi oleh panitia sembilan itu adalah saya. Cek percek yang telah diketahiu jelas yang mencalonkan  diri dalam pesta demokrasi desa ini adalah kepala desa lama dan beberapa yang lain. Beberap malam kemudian ada bebrapa orang dari panitia sembilan itu datang di rumah saya kemudian mereka berkata pa hari kami dari panitia sembilan datang menghadap ke bapak karena amanah masyarakat desa. Bebrapa orang didesa ini meminta agar bapak masuk dalam calaon kepala desa puasana ini. Saya antara bingung dan bahagia. Bingungnya saya ko dipilih jadi figur padahal pendatang kedua bahagianya saya kaeran dipercaya memimpin didesaa ini. Tapi pada malam itu saya tidak langsung memberikan jawaban alias mengiyakan atas pencalonan diri saya sebagai calon kepala desa puasana karena pada dasarnya saya tidak berniat dan tidak ambisi untuk menjadi kepala desa didesa ini. Akhirnya jawaban yang saya berikan bahwa tegas saya ucapkan pada tim sembilan itu bahwa ‘ saya tidak mau menjadi calon kepala desa dan tidak mau menjadi kepala desa, cobami kita cari cari yang lain mungkin mereka lebih siap. Apa jawaban dari tim sembilan itu.”begini saja pak kami akan cari figur lain dulu tapi kami akan kembali lagi kerumah bapak ini untuk meminta persetujuan dan kesiapan bapak sebagai calon kepal desa. Saya iyakan saja “silahkan pak. Tiga kali rapat dalam rangka pencalonan kepala desa saya tidak hadir perkiraan saya hal ini bisa menghapus nama saya dari raftar calon kepala desa.tpi apa yang terjadi malah nama saya menjadi nama pertama usungan dari masyarakat.
            Beberapa hari kemudian tim sembilan itu datang kembali kerumah saya. Mereka katakan bahwa calon desa puasana yang terdata terakhir beberapa hari yang lalu berjumlah 11 orang tapi semua mengundurkan di sisa satu orang kepala desa lama. Jadi sisa bapak yang kita harapkan untuk mencalonkan diri agar pesta demokrasi ini terselenggara. Saya mejnawab sudahlah biarkan pemilihan secara aklamasi saja. Dengan tegas panitia sembilan itu katakan tidak bisa pak. Selain itu ini amanah masyarakat yang menunjuk langsung bapak. Dari pada tim dari kecamatan yang datang pak mending bapak sepakati saja hal ini.amanah lho pak. Wah saya merasa di kandang paksa (istilah dalam permainan domino) akhirnya saya meminta waktu pada tim sembilan itu untuk berpikir dan membicarakan hal ini dengan keluarga dekat saya.
            Kebetulan saat itu musim umrah haji, ibu saya baru pulang umrah dan semua keluarga dekat berkumpul di rumah ibu saya dan akan digelar sukuran yang disebut Baca Baca (istikah kami). setelah beberapa keluarga berkumpul banyak cerita yang kami dengar salah satunya cerita ibu selam umrah yang begitu mengasikkan, dan bebrapa orang menyiapkan makanan yang akan disantap pada saat setelah baca baca. Salah satu yang tertua dari kami ngomong ‘berhubung makanan atau haroa sudah siap mungkin baikknya kita mulai saja baca bacanya. Saya langsung ngomong pada mereka, sebelum kita mulai baca bacanya ada yang saya mau katakan. Mereka bingung dan tanya tentang apa itu? Saya bilang begini kebetulan didesa saya tinggal ini ada pergantian kepala desa dan beberapa masyarakat minta agar saya menjadi salah satu calon itu. Saya langsung ngomong pada mereka kalu sebenarnya saya tidak berniat untuk menjadi kepala desa apalagi mencalokan diri. Beberapa hari yang lalu tim sembilan datnag di kerumah dan menyampaikan hal itu pada saya mereka bilang ini amanah masyarakat. Olehnya itu kebetulan kita semua berkumpul disini, sya minta pertimbangannya dari kalian semua keluargaku.
            Setelah perbincangan berlangsung kakak saya bicara dengan suara yang tegas “SAYA TIDAK SETUJU” alasannya Cuma dua. Pertama kita punya mata dan punya telinga, belum pernah kita liat dan kita dengar seorang kepla desa  bisa kaya. Kedua selama ini kamu dimasyarakat baik baik saja hubungannya yakin dan percaya  setelah kamu menjabat sebagai kepala desa akan ada yang jengkel dan tidak senang dengan kamu. Kemudian setelah saya timbang timbang, saya jawab kalau soal kaya itu orang tua sudah mengajarkan untuk menecari rezki yang sebanyak banyaknya yang penting halal. Kedua kalau perasoalan disenangi atau tidak itu, biar tidak jadi kepal desa kalu kita kurang ajar sama tetangga bisa dijengkel juga. Berselang beberapa waktu kemudian kakak saya yang lain ngomong sudahlah ga usah panjang lebar kita bicara. Kamu calon saja lagian kamu kan belum tentu menang secara kamu itu pendatang dan yang akan kamu nlawan itu mantan kades yang lama. Kedua kalupun kamu terpilih dan tidak mampu menjalankan tugas kamukan bisa mengundurkan dir. Kan tidak ada yang bisa larang kalau kita mau mengundurkan diri. Simpel kan..
            Akhirnya setelah panjang lebar kami sepakati untuk mencalon saja dengan   ketentuan tadi kalau tidak mampu ya mundur. Sebukan kemudian baru saya memberikan jawaban kepada tim sembilan tadi dan saya melengkapi semua berkas pencalonanku. Pada saat itu pula saya mulai mengurung diri yang biasanya setelah makan malam saya gabung gabung sama tetangga, teman teman main domino cerita dengan mereka, tapi sekarang berbeda saya lebih memilih untuk mengurung diri. Hampir satu bulan hal itu berlanjut. Dan kemudian tibalah saat pembacaan fisi misi kepala desa. Pada saat itu saya membuat konsep untuk batu pelampung saya besok kurang lebih dua lembar di kertas portofolio. Tidak kusangka pas tiba hari besok, lawan pencalonanku tadi, konsepnya dia jillid ya kira kira sekitar 30 lembaran wah parah juga ini. Tapi sudahlah terlanjur saya baca saja yang ada. Kami diberi waktu 15 menit untuk membaca itu alhamdulillah saya tepat waktunya konsepnya juga selesai. Ironisnya lawan saya itu belum setengah bacaan konsepnya waktu sudah habis lantaran banyaknya.
            Keesokan harinya akan digelar pemilihan KADES dan malamnya saya melarikan diri di kendari atau di kabupaten sebelah. Saya mengajak istriku pergi malam itu dirumah sisa anak saya pada malam itu saya menelpon anak saya dan menanyakan keadaan di desa anak saya bilang didesa lagi rame rame. Remaja desa lagi minum minum, kades lama sebagai lawan saya membiayai mereka. Lantas saya tanya ada ga yang cari saya? Dia bilang ada tapi jam 7 tadi lantas saya bilang saja bapak lagi ke kendari. Dia tanya ada pesan ga.saya bilang ga ada. Ahirnya dia pulang. Saat waktu menunjukan jam 11 saya mengajak istriku untuk pulng ke desa, saya berpikir pasti di desa sudah sunyi sunyi. Tiba di rumah jam 12 malam dan memang sudah sunyi, mungkin mereka sudah ngantuk. Keesokan harinya digelar pemilihan oleh panitia sembilan di balai desa puasana pada hari itu pun saya tidak menghadiri pemilihan itu saya lebih memilih untuk masuk kantor di UNHALU. Saat sore sudah tiba saya menelpon ke desa anak saya mengangkatnya. Saya tanya bagaimana pemilihan tadi dia bilang “ Bapak menang dengan selisih suara 36 suara” pada saat itu pula saya langsung pulang ke desa. Dengan hati yang ga tau bagaimana rasannya itu langsung saya ke balai dan melihat teman teman tim sembilan tadi kebetulan saya punya rokok satu bungkus saya kasi saja mereka. Alhamdulillah selama pencalolan saya itu tidak ada namanya sogok menyogok untuk mencari dukungan.
            Saat itu saya berpikir wah ini amanah ini. Doa saya Cuma satu ya allah berikan rahmatmu dalam kepemimpinanku ya allah. Alhamdulillah selam saya mennjabat semua program kerja yang saya canangkan bisa terlaksana baik di sisi kesehatan, pembangunan dermaga, pembangunan balai desa, pembauatan jalan tani masyarakat, bantuan bantuan yang tidak berhenti dan lain lain, sampai sampai ada masyarakat yang datang di rumah dan mengatakan bahwa saya adalah orang yang kontra bapak saat pemilihan dan saat ini dengan kinerja bapak saya sekeluarga mengucapkan rasa bangga kami karena memiliki kepala desa seperti bapak. Saya hanya bisa mengucapkan alhamdulillah. Kunci yang saya pegang bahwa jabatan ini adalah amanah apa yang menjadi  hak masyarakat saya berikan seratus persen. Dan pelayanan yang baik dan terbuaka adalah gaya kepemimpinanku. Kata beliau
Sekian dan terima kasih
Cerita anak KKP
YUSDIN TANGKESI