Friday, January 25, 2013

CADANGAN DEVISA

 Cadangan devisa dan perhitungan  perekonomian
 
Cadangan devisa bertambah dan berkurang akan nampak dalam Neraca lalulintas Moneter. Jika tandaanya (-) cadangan devisa berttambah dan bila (+) cadangan devisa berkurang. Menurut laporan Bank Indonesia cadangan devisa terdiri atas posisi kredit IMF (neto), utang jangka pendek (neto) dan pitang jangka pendek. cadangan di tangan BI ini diosebut cadangan resmi. padahal masih ada cadangan lain yang tersimpan di bank bank devisa dan lembaga keuangan bukan bank (dalam neraca perbankan ditulis sebagai  aktiva luar negeri). tetapi sulit diketahui secaara pasti jumlahnya. 

secara teknis cadangan devisa adalah keseluruhan portofolio kekayaan  maupun kewajiban  luar negeri dari suatu negara. Cadangan devisa ini dapat berwujud emas atau valuta asing utama (convertable curency) maupun alat pembayaran lainnya seperti DSR.

indikator yang sering dipakai untuk mengukur kemampuan cadangan devisa adalah rasio antara nilai cadangan devisa dan nilai impor dalam waktu tertentu. 

Rumus :

KMt  = Rvt / Mt

keterangan :
 Kmt = kemampuan cadangan devisa mendukung impor dalam satuan waktu tertentu
             (bulanan/tahunan)
Rvt   = nilai cadangan devisa bulanan/tahunan
Mt    = nilai impor dalam bulanan/tahunan

TIPS SUKSES DAN BERHASIL

TIPS SUKSES BERURUSAN DENGAN DOSEN

Tips ini saya kemukakan berdasarkan pengalaman saya selama berada dibangku kuliah dan berurusan dengan dosen, apakah urusan kuliah atau nilai  atau urusan lain. selain itu beberapa dosen mengungkapkan beberapa hal yang membuat mereka malas untuk melayani mahasiswa ketika beurusan dengan mereka. langsung saja ya.....
1. optimis dengan apa yang akan anda lakukan.
2. berdoa  sebelum menyelesaikannya..(shalat)
3. sopan dalam berkomunikasi, pakayan dll
4. berprilakulah (bawa diri)  sebagai seorang anak yang butuh solusi kepada seorang ayah
5. berprilaku  (bawa diri) sebagai mahasiswa yang butuh solusi pada seorang dosennya.
6. ketahuilah karakter dosen yang akan di temui.
7. ketahui apakah dosenya mau ditemui dirumahnya atau tidak.
8. perhatikan jam (waktu) terbaik untuk menemuinya
9. apabila dia sedang berkomunikasi dengan teman dosen jangan langsung dipotong dan menanyakan
    kepentingan kita.
10. ketahui apa yang dia suka bahas,,kalu dia suka politk cba pancing dengan pertanyaan yang
      berbau  politik,,,sesuaikan sja.
11. berikan pujian kalau perlu tapi jangan berlebihan. mengingat manusia adalah makhluk yang 
      senang di puji.
12. adakan pendekatan positif dengan anak dosen itu atau dosennya. karena kedekatan  itu bisa 
       membantu.
13.  katakan maksud dan tujuan kita dengan jelas dan sopan kepada dosen bersangkutan,
14.  kalau ada yang dosen salah lakukan terhadap sesuatu terkait perkuliahan, yang biasanya sering 
       terjadi di nilai, jangan  seolah olah menyalahkan dosen tapi ajak diskusi buat dia mengerti 
       dengan kekeliruannya.
14. kalu hal itu butuh penjelasan minta waktunya untuk diskusi
15. jika ada perintah atau petunjuknya cepat laksanakan dan konfirmasi kembali.

trims..smoga bermanfaat...

Monday, January 21, 2013

DEBT SERVICE RATIO (DSR)

DSR
INDIKATOR YANG MENYESATKAN

Dizaman globalisasi seperti saat ini kebutuhan akan informasi  tentu telah menjadi kebutuhan primer. bagaimana tidak kurangnya informasi akan menjadikan kita sebagai penonton dizaman yang luar biasa ini. tidak terlepas dari diri  kita sebagai insan ekonomi untuk mengetahui kondisi beban utang luar negeri menjadi sebuah keharusan. pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa mengetahui beban utang luar negeri itu sendiri?

 dalam sebuah penelitian yang saya lakukan bahwa untuk mengetahui kondisi beban utang luar negeri, yaitu dengan melihat berapa DSR yang kita miliki. DSR ini digunakan oleh bank indonesia pula dalam menlihat indikator beban utang luar negeri. indikator yang dimaksud adalah rasio antara pemabayaran cicilan dan  utang luar negeri dengan penerimaan ekspor barang dan jasa " hal ini dekemukakan oleh sirtua arif dalam bukunya pembangunan dan ekonomi indonesia.
terlintas dibenak kita bahwa apakah DSR ini masih relevan untuk melihat indikator beban utang luar negeri.  
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sirtua arif dalam bukunya, mengkritik DSR sebagai indikator utntuk melihat beban utang luar negeri. DSR hanya relevan untuk melihat indikator beban utang luar negeri pada negara-negara yang net ekspor. sehingga dikemukakan bahwa dengan fenomena perekonomian indonesia saat ini khususnya kalau kita mengadakan review tentang bagaimana kehidupan perekonomian kita dimasa lalu apakan negara kita net ekspor atau net impor, tentu mencadi hal yang penting.
pada era soeharto kita tidak bisa pungkiri bahwa saat itu kita merupakan negara yang net ekspor. mengapa tidak produksi minyak dan gas yang kita miliki masih cukup melimpah sehingga selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan luar negeri yang kemudian mederennya kita sebut dengan ekspor.
selang pergantian masa dan kepemimpinan, pada tahun 2004 bangsa kita berubah. indonesia memiliki produksi minyak dan gas sama dengan kebutuhan minyak dan gas dalam negeri. kita memahami pula bahwa pada masa lalau kebutuhan akan minyak dan gas masih relevan sedikit dibanding dengan negara lain sehingga indonesia masih bisa mengekspor. 

mengulas penjelasan yang dilakukan sirtua arif bahwa Bank Dunia, sebagai lembaga keuangan internasinal secara ceermat  terus memonitir posisi hutang luar negeri indonesia, ternyata telah menggunakan perhitungan DSR tidak konsisten. mula-mula bank dunia menggunakan angka DSR  berdasarkan nilai bersih ekspor sektor migas dan nilai kotor ekspor sektor non-migas. nilai bersih sektor migas diperoleh setelah mengurangkan nilai impor barang dan jasa dalam sektor rill. bank dunia menyatakan bahwa DSR yang trendanya tidak melewati angka 20% dinyatakan aman.  
pada tahun 1980 posisi bank dunia kemudian berubah, melihat gejala-gejala bahwa angka DSR  yang didasarkan oleh peerhitungan tadi tidak lagi Berada dibawah angka 20%. Bahkan pada tahun 1982 dan setersunya berdasarkan formula nilai bersih  diatas  jauh melampaui angka 20%. bank dunia kemudian tidak lagi menggunakan formula ini tetapi beralih kepada nilai kotor ekspor sektor migas  dan nilai kotor ekspor sektor non migas. sehingga kesimpulannya bahwa DSR yang dijadikan alat pemotret indikator beban utang luar negeri itu dapat berubah dengan berdasarkan alasan alasan tertentu salah satunya alasan politik utang demi kepentingan dan untuk mengikat negara yang mengutang dan menghanyutkan kita. 
pertatnyaannya mengapa? ini jelas pertanyaan yang sangat menarik. nilai kotor ekspor sektor migas maupun sektor non migas tidak menggambarkan perolehan devisa yang dapat disishkan untuk membayar kewajiban beban utang luar negeri  yang terdiri dari cicilan pokok dan bunga utang.  ini sebabnya adanya  kewajiban kewajiban pembayaran lainnya yang terlibat dalam transaksi berjalan yang harus dilakukan yaitu membiayai impor barang dan jasa serta pembiayaan lainnya selain bunga hutang luar negeri.

Referensi ; Sirtua Arif. 1998. Pembangunan dan ekonomi indonesia. zaman wacana mulia: bandung