Wednesday, March 21, 2018

Musadar: Pemimpin dan Pembalap


Untuk kedua kalinya saya menulis tentang beliau. Dia adalah sosok yang sangat inspiratif bagi saya. Cerdas, agamais, humoris, dan juga seorang pemimpin. Ya dia adalah Bapak Musadar. Sejak tahun 2014 saya sudah mulai cukup intens bertemu dengan beliau. Kedekatan saya dengan pak syamsul anam yang merupakan partner kerja saya di kampus yang juga merupakan junior dari bapak musadar ketika berkader di IPM serta intensnya diskusi keduanya membuat saya terbawa arus positifnya. Setiap kali ada agenda diskusi mereka, saya kerap diajak untuk duduk bersama mereka. Bahagia dan bisa banyak belajar, itulah yang saya dapatkan. Bersama mereka ide-ide pembangunan daerah dikemukakan, nasihat-nasihat kita peroleh bahkan motifasi yang langsung menjurus ke pribadi kita pun mengapung didalamnya.

Mendengar adalah peluru saya. Banyak mendengar banyak belajar. Kedekatan saya dengan beliau mulai terbangun ketika beliau berniat maju pada kontestasi pilwali Kota Kendari pada tahun 2015. Saat itu beliau memilih jalur independen sebagai BUS untuk sampai pada kursi pengabdian pada daerah ini. Namun nasib berkata lain dan pada akhirnya pilwali terlaksana tanpanya. Saya diminta untuk menggawangi proses pengumpulan KTP untuk dukungan pada beliau kala itu. Hal ini membuat intensitas pertemuan kami mulai lebih sering.
Kali ini saya tidak akan bercerita tentang proses pilwali itu. Diparagraf singkat ini saya ingin berbagi coretan tentang beliau ketika kami melakukan supervisi mahasiswa KKA 2018 di Kolaka Timur dan saat ini beliau sebagai ketua LPPM UMK.
Pagi itu sekitar pukul 10.51 masuk pesan singkat dari pak syamsul via WA. Dalam pesan itu tertulis “Senin Kita Ke Koltim Dampingi Kak Musadar dan Kak Mustam” saya pun menjawab dengan sigap “Ok Ok”.
Tapi saking penasarannya saya kembali bertanya “kalau boleh tau agendanya apa. Risetkah?” tanyaku dalam percakapan singkat itu.
Selang beberapa detik WA saya berbunyi dan bertuliskan “Bukan, Supervisi KKA”
Awalnya saya mengira RISET sebab beberapa hari sebelumnya pak mustam sempat menanyakan kepada saya ketika berpapasan dikampus tentang kunjungan lapangan untuk pengambilana data penelitian di BALITBANG. Saya pikir kami akan menemani beliau mengambil data rupanya supervise KKA.
Hari berganti dan akhirnya sampailah di hari senin itu. Pagi-pagi sekali saya sudah diingatkan untuk stand bye di FEBI UMK yang merupakan titik kumpul untuk keberangkatan ke Koltim tepat pukul 08.00 pagi. Walaupun macet dijalan akhirnya mobil yang dikendarai oleh pak syamsul tiba juga di kampus. Rupanya pak Mustam sudah menunggu di Unaaha. Beliau sudah lebih dulu pergi. Karena kebetulan rumah beliau di unaaha yang juga merupakan rute yang akan dilewati saat menuju koltim.
Sekitar pukul 08.30 kami bertolak dari kampus menuju kediaman bapak musadar. Dimobil itu kami bertiga, pak syamsul, saya sendiri dan Jum menuju ke rumah beliau. Rupanya beliau sudah menunggu sejak pukul 08.00. tapi apa boleh buat Kendari mulai macet. Sedikit saja jalan utama dilakukan perbaikan, sudah bisa dipastikan macet akan terjadi. Rata-rata pengendara akan mencari jalur alternative dan pada akhirnya menumpuk di satu badan jalan. Alhasil macet yang tidak dapat dihindari.
***Kembali ke Beliau***
Bukan pak Musadar bila tidak meberikan petuah dan nasihat nasihat yang sangat menggugah.
Nasihat dan ucapan beliau sangat-sangat menginspirasi tidak terkecuali ide dan konsep-konsep beliau terhadap pembangunan kota kendari khususnya dan Sulawesi tenggara secara umum. Sejak padal gas diinjak sejak itulah diskusi dimulai.
Perjalanan kami dimulai untuk menuju ke kolaka timur. Kami mencoba mengambil jalur bye pass jembatan teriping untuk menuju puuwatu dan rupanya di depan rumah sakit abunawas jalur macet total. Sebab jalur ini alternative yang dipilih pengendara yang hendak ke  kampus baru bila dari wilayah kemaraya ke bawah. Maklum saja, jalan di pasar baru menuju kampus baru sedang dalam perbaikan dan becek. Saking macetnya kami kembali memutar arah 180 derajat mencari jalur lain yang tidak macet untuk menuju puuwatu.
Apa yang dikatakan beliau ketika melihat fenomena ini. Lima belas tahun kedepan kota kendari akan macet total bila pemerintah kota tidak memikirkan scenario transportasi alternative di dalam kota. Mereka harus memikirkan bagaimana menata angkot seperti pete-pete. Bagaimana pemkot harus memikirkan pengembangan dan penataan infrastruktur jalan dalam kota untuk menghindari kemacetan seperti yang dialami oleh kota-kota besar lainnya. Bila pemkot gagal dan terlambat, lihat saja nanti. Kita akan merasakan macet dimana-mana. Sebagai pemerintah kita harusnya membuat nyaman pengguna jalan tutupnya ketika melihat fenomena macet tadi.
Wajar saja, masuk akal dan sangat mungkin apa yang dikatakan beliau akan terjadi di kota kendari. Lihat saja jumlah pete-pete di kota kendari. Rasa-rasanya sudah melebihi jumlah yang seharusnya beroperasi diwilayah ini. Belum lagi kendaraan bermotor pribadi baik roda dua maupun roda empat. Sudah sangat-sangat melimpah. Bila kita memperhatikan sejenak ketika kita berhenti di lampu merah, disekeliling kita ada banyak mobil berplat hitam, hampir seluruhnya hanya berpenumpang sopir. Artinya bila realitas ini terus berkembang, cepat atau lambat wajah kota macet akan nampak. Tidak heran diambilnya kebijakan satu mobil pribadi wajib berpenumpang minimal 3 orang dikota-kota besar. Tujuanya satu. Untuk menghindari jumlah pengguna mobil pribadi yang besar  dan mengakibatkan volume jalan dan jumlah kendaraan tidak seimbang.
Apalagi saat ini dengan hadirnya GRAB di kota kendari. Sangat-sangat memungkinkan jumlah kendaraan seperti mobil akan bertambah jumlahnya. Mereka yang melihat peluang dan keuntungan dengan menjadi driver grab akan memungkinkan dia membeli mobil baru. Terutama mobil murah yang lagi trand saat ini. Bahkan mobil yang selama ini hanya digunakan untuk ke kantor misalnya, sangat rugi bila tidak dialihfungsikan menjadi mobil grab. Apa yang terjadi, intensitas kendaraan yang berada dibadan jalan akan mulai memadat sehingga tentu, yang mungkin kemacetan biasa hanya terjadi saat masuk kantor dan pulang kantor, kini akan sangat mungkin bila macet akan terjadi sepanjang hari. Sehingga memang seperti apa yang dikatakan oleh pak musadar tadi bahwa pemkot harus memikirkan scenario menghindari ancaman macet ini.
Sempat terjadi perbincangan singkat saya dengan tetangga lorong. Yang baru mebeli mobil baru. Padahal dia juga punya pete-pete. Saya menyapanya dipagi itu.
Om mobil baru ya.
Dia bilang. Iya, lagi untung kita ngeGRAB sekarang. Kalau kita mencapai target 20 kali trayek dalam sehari kita bisa mendapat untung bonus hingga 400.000. makanya saya beli mobil baru ini. Tapi saya belum jalan, karna sekitar tiga hari pasca registrasi baru bisa kita pake aplikasinya.
Dia juga sempat mengatakan, “liat saja, akan banyak orang beli mobil baru sekarang. Selain untung buat ngegrab, pihak penjual mobil juga sekarang mulai melunak. 15 juta saja jadi uang DP, kita sudah bisa dapat mobil baru. Nanti motor akan hilang seiring mudahnya memperoleh mobil sekarang. Seperti sepeda, saat ini bisa dihitung jari orang yang jadikan sepeda sebagai alat transportasi utamanya”.
Benar yang dikatakan oleh dia. Seperti yang dikutip pada laman zonasultra.com bahwa penjualan kendaraan bermotor  di Sulawesi tenggara di januari 2018 mengalami peningkatan 18 persen sejak tahun 2017. Selain penjualan, aktifitas show room juga terlihat mengalami peningkatan kata kepala markeingnya.
Hemat saya, angka ini akan terus tumbuh dari tahun ke tahun. Mengingat kemudahan dan besarnya keuntungan memiliki mobil saat ini. Memang kehadiran grab saat ini sedang mengalami penolakan dari beberapa pihak yang merupakan lawan bisnisnya baik perorangan maupun perusahaan. Namun apa mau dibilang. Dunia bisnis adalah dunia bebas. Siapa kuat dia bertahan. Tidak heran berita pemukulan sopir grab ada dimana-mana. Bahkan mogok beroperasinya angkot juga menjadi headline. Penolakan atas beroperasinya grab dan lain lain. Tapi itulah dunia bisnis. Mereka yang melihat peluang akan survive dengan ide bisnisnya. Mari kita liat siapa yang mampu bertahan.
Kembali ketopik.
Terdengar bunyi handphone teman dimobil dan ternyata pak mustam sudah di tirawuta kab koltim. Beliau sudah berada di posko 1 tempat supervisi KKA kampus universitas muhammadiyah kendari. Beliau menyampaikan via telpon kalau dia menunggu kami di posko 1 sebelum bergerak ke posko lainnya yang diagendakan 7 posko akan dikunjungi.
Ketika telpon itu bordering,  dalam ingatan saya sekitar pukul 09.25. dan pak musadar mengambil alih kendali driver mobil. Sebelum jalan beliau menyampaikan ke pak mustam insya allah jam 11 kami sudah sampai di posko. Mohon di tunggu.
Balapan dimulai.
Lucunya beliau sebelum tancap gas, mengatakan “yang dibelakang siap saip mabuk”. Disitulah dimulai balapannya. Dari puuwatu ke tirawuta, beliau menargetkan hanya akan ditempuh dalam waktu satu jam 30 menit. Padahal normalnya itu ditempuh 2 jam 30 menit.
Untuk pertama kalinya saya naik mobil dan pak musadar sendiri sebagai drivernya. Mobil lari kencang meyalip kendaraan di hadapan kami. Beberapa kali mobil kami hamper menyerempet mobil besar yang juga melintas. Terdengar suara dos aqua lari kiri kanan yang disimpan di bagian belakang mobil. Bahkan dipuncak-puncaknya, kalau bukan orang berpengalaman mungkin kami sudah di persawahan bersama mobil itu. Tidak disangka, mobil masih dalam kondisi lari kencang, ada tanjakan yang ternyata tanjakan itu juga tikungan. Suara ban mobil terdengar khiiiiiiir. Bahkan sempat tercium bau oli entah dari mana bau itu.
Lucunya beliau masih sempat berkata, saya senang bawa mobil dengar bunyi ban seperti tadi. Hahaha sambal beliau tersenyum dan tertawa ringan.
Sekitar jam 11 lewat beberapa menit saja kami sudah sampai di  tirawuta koltim. Di posko 1. Kami turun dimobil dan mengucap hamdallah.
Dalam hati saya berkata, pak musadar ini rupanya pembalap juga. Berani dan cepat mengambil keputusan itu kuncinya ketika kami turun dari mobil. Sempat beliau berkata, kecelakaan berlalu lintas itu biasa terjadi karena yang berkendara itu takut dan lambat mengambil keputusan. Akhirnya dia ditabrak atau menabrak.
Alhamdulillah kami sampai di posko 1 dengan selamat dan memulai aktivitas supervisi mahasiswa KKA. Sampai akhirnya supervisi di 7 posko selesai dan kami pulang di kendari dengan santai menikmati perjalanan pulang serta tidak lupa makan jagung rebus di PJR, dan mampir sholat magrib. Dan rasa-rasanya ARISANKU jatuh selama perjalanan. Karena banyak pertanyaan kuncian yang dilontarkan oleh pak musadar ke saya dan saya mati kutu. Tak bisa berkata-kata untuk menjawab. Maklum junior kaasi
Mau tau apa pertanyaanya, nantimi he di paragraph lainnya
Intinya saya sangat ingin melihat pak musadar memimpin daerah ini khususnya di Kota Kendari nantinya.
Cerdas, Visioner, Berjiwa Pemimpin dan  Agamawan.
Sangat ideal untuk kota kendari “Kota Bertakwa”

Terima kasih
Kendari 20 Maret 2018
Pukul 02:12 AM

No comments:

Post a Comment