Untuk
kedua kalinya saya menulis tentang beliau. Dia adalah sosok yang sangat
inspiratif bagi saya. Cerdas, agamais, humoris, dan juga seorang pemimpin. Ya
dia adalah Bapak
Musadar. Sejak tahun 2014 saya sudah mulai
cukup intens bertemu dengan beliau. Kedekatan saya dengan pak syamsul anam yang
merupakan partner kerja saya di kampus yang juga merupakan junior dari bapak
musadar ketika berkader di IPM serta intensnya diskusi keduanya
membuat saya terbawa arus positifnya. Setiap kali ada agenda diskusi mereka,
saya kerap diajak untuk duduk bersama mereka. Bahagia dan bisa banyak belajar,
itulah yang saya dapatkan. Bersama mereka ide-ide pembangunan daerah
dikemukakan, nasihat-nasihat kita peroleh bahkan motifasi yang langsung
menjurus ke pribadi kita pun mengapung didalamnya.
Mendengar
adalah peluru saya. Banyak mendengar banyak belajar. Kedekatan saya dengan
beliau mulai terbangun ketika beliau berniat maju pada kontestasi pilwali Kota Kendari pada tahun 2015. Saat itu beliau memilih jalur
independen sebagai BUS untuk sampai pada kursi pengabdian pada daerah ini.
Namun nasib berkata lain dan pada akhirnya pilwali terlaksana tanpanya. Saya
diminta untuk menggawangi proses pengumpulan KTP untuk dukungan pada beliau kala itu. Hal ini membuat intensitas pertemuan kami mulai lebih
sering.
Kali
ini saya tidak akan bercerita tentang proses pilwali itu. Diparagraf singkat
ini saya ingin berbagi coretan tentang beliau ketika kami melakukan supervisi
mahasiswa KKA 2018 di Kolaka Timur dan saat ini beliau sebagai ketua LPPM UMK.
Pagi
itu sekitar pukul 10.51 masuk pesan singkat dari pak syamsul via WA. Dalam
pesan itu tertulis “Senin Kita Ke Koltim Dampingi Kak Musadar dan Kak Mustam”
saya pun menjawab dengan sigap “Ok Ok”.
Tapi
saking penasarannya saya kembali bertanya “kalau boleh tau agendanya apa.
Risetkah?” tanyaku dalam percakapan singkat itu.
Selang
beberapa detik WA saya berbunyi dan bertuliskan “Bukan, Supervisi KKA”
Awalnya
saya mengira RISET sebab beberapa hari sebelumnya pak mustam sempat menanyakan
kepada saya ketika berpapasan dikampus tentang kunjungan lapangan untuk
pengambilana data penelitian di BALITBANG. Saya pikir kami akan menemani beliau
mengambil data rupanya supervise KKA.
Hari
berganti dan akhirnya sampailah di hari senin itu. Pagi-pagi sekali saya sudah
diingatkan untuk stand bye di FEBI UMK yang merupakan titik kumpul untuk keberangkatan ke Koltim tepat pukul 08.00 pagi. Walaupun macet
dijalan akhirnya mobil yang dikendarai oleh pak syamsul tiba juga di kampus.
Rupanya pak Mustam sudah menunggu di Unaaha. Beliau sudah lebih dulu pergi.
Karena kebetulan rumah beliau di unaaha yang juga merupakan rute
yang akan dilewati saat menuju koltim.
Sekitar
pukul 08.30 kami bertolak dari kampus menuju kediaman bapak musadar. Dimobil
itu kami bertiga, pak syamsul, saya sendiri dan Jum menuju ke rumah beliau.
Rupanya beliau sudah menunggu sejak pukul 08.00. tapi apa boleh buat Kendari
mulai macet. Sedikit saja jalan utama dilakukan perbaikan, sudah bisa
dipastikan macet akan terjadi. Rata-rata pengendara akan mencari jalur
alternative dan pada akhirnya menumpuk di satu badan jalan. Alhasil macet yang
tidak dapat dihindari.
***Kembali
ke Beliau***
Bukan
pak Musadar bila tidak meberikan petuah dan nasihat nasihat yang sangat
menggugah.
Nasihat
dan ucapan beliau sangat-sangat menginspirasi tidak terkecuali ide dan
konsep-konsep beliau terhadap pembangunan kota kendari khususnya dan Sulawesi
tenggara secara umum. Sejak padal gas diinjak sejak itulah diskusi dimulai.
Perjalanan
kami dimulai untuk menuju ke kolaka timur. Kami mencoba mengambil jalur bye
pass jembatan teriping untuk menuju puuwatu dan rupanya di depan rumah sakit
abunawas jalur macet total. Sebab jalur ini alternative yang dipilih pengendara
yang hendak ke kampus baru bila dari
wilayah kemaraya ke bawah. Maklum saja, jalan di pasar baru menuju kampus baru
sedang dalam perbaikan dan becek. Saking macetnya kami kembali memutar arah 180
derajat mencari jalur lain yang tidak macet untuk menuju puuwatu.
Apa
yang dikatakan beliau ketika melihat fenomena ini. Lima belas tahun kedepan
kota kendari akan macet total bila pemerintah kota tidak memikirkan scenario
transportasi alternative di dalam kota. Mereka harus memikirkan bagaimana menata
angkot seperti pete-pete. Bagaimana pemkot harus memikirkan pengembangan dan
penataan infrastruktur jalan dalam kota untuk menghindari kemacetan seperti
yang dialami oleh kota-kota besar lainnya. Bila pemkot gagal dan terlambat,
lihat saja nanti. Kita akan merasakan macet dimana-mana. Sebagai pemerintah
kita harusnya membuat nyaman pengguna jalan tutupnya ketika melihat fenomena
macet tadi.
Wajar
saja, masuk akal dan sangat mungkin apa yang dikatakan beliau akan terjadi di
kota kendari. Lihat saja jumlah pete-pete di kota kendari. Rasa-rasanya sudah
melebihi jumlah yang seharusnya beroperasi diwilayah ini. Belum lagi kendaraan
bermotor pribadi baik roda dua maupun roda empat. Sudah sangat-sangat melimpah.
Bila kita memperhatikan sejenak ketika kita berhenti di lampu merah,
disekeliling kita ada banyak mobil berplat hitam, hampir seluruhnya hanya
berpenumpang sopir. Artinya bila realitas ini terus berkembang, cepat atau
lambat wajah kota macet akan nampak. Tidak heran diambilnya kebijakan satu mobil pribadi wajib berpenumpang minimal 3 orang dikota-kota besar. Tujuanya satu. Untuk menghindari jumlah
pengguna mobil pribadi yang besar dan mengakibatkan volume jalan dan jumlah
kendaraan tidak seimbang.
Apalagi
saat ini dengan hadirnya GRAB di kota kendari. Sangat-sangat memungkinkan
jumlah kendaraan seperti mobil akan bertambah jumlahnya. Mereka yang melihat
peluang dan keuntungan dengan menjadi driver grab akan memungkinkan dia membeli mobil baru. Terutama mobil murah yang lagi trand saat ini.
Bahkan mobil yang selama ini hanya digunakan untuk ke kantor misalnya, sangat
rugi bila tidak dialihfungsikan menjadi mobil grab. Apa yang terjadi,
intensitas kendaraan yang berada dibadan jalan akan
mulai memadat sehingga tentu, yang mungkin kemacetan
biasa hanya terjadi saat masuk kantor dan pulang kantor, kini akan sangat mungkin bila macet akan terjadi sepanjang hari.
Sehingga memang seperti apa yang dikatakan oleh pak musadar tadi bahwa pemkot
harus memikirkan scenario menghindari ancaman macet ini.
Sempat
terjadi perbincangan singkat saya dengan tetangga lorong. Yang baru mebeli
mobil baru. Padahal dia juga punya pete-pete. Saya menyapanya dipagi itu.
Om
mobil baru ya.
Dia
bilang. Iya, lagi untung kita ngeGRAB sekarang. Kalau kita mencapai target 20
kali trayek dalam sehari kita bisa mendapat untung bonus hingga 400.000.
makanya saya beli mobil baru ini. Tapi saya belum jalan, karna sekitar tiga
hari pasca registrasi baru bisa kita pake aplikasinya.
Dia
juga sempat mengatakan, “liat saja, akan banyak orang beli mobil baru sekarang.
Selain untung buat ngegrab, pihak penjual mobil juga sekarang mulai melunak. 15
juta saja jadi uang DP, kita sudah bisa dapat mobil baru. Nanti motor akan
hilang seiring mudahnya memperoleh mobil sekarang. Seperti sepeda, saat ini
bisa dihitung jari orang yang jadikan sepeda sebagai alat transportasi
utamanya”.
Benar
yang dikatakan oleh dia. Seperti yang dikutip pada laman zonasultra.com bahwa
penjualan kendaraan bermotor di Sulawesi
tenggara di januari 2018 mengalami peningkatan 18 persen sejak tahun 2017.
Selain penjualan, aktifitas show room juga terlihat mengalami peningkatan kata
kepala markeingnya.
Hemat
saya, angka ini akan terus tumbuh dari tahun ke tahun. Mengingat kemudahan dan
besarnya keuntungan memiliki mobil saat ini. Memang kehadiran grab saat ini
sedang mengalami penolakan dari beberapa pihak yang merupakan lawan bisnisnya
baik perorangan maupun perusahaan. Namun apa mau dibilang. Dunia bisnis adalah
dunia bebas. Siapa kuat dia bertahan. Tidak heran berita pemukulan sopir grab
ada dimana-mana. Bahkan mogok beroperasinya angkot juga menjadi headline.
Penolakan atas beroperasinya grab dan lain lain. Tapi itulah dunia bisnis.
Mereka yang melihat peluang akan survive dengan ide bisnisnya. Mari kita liat
siapa yang mampu bertahan.
Kembali
ketopik.
Terdengar
bunyi handphone teman dimobil dan ternyata pak mustam sudah di tirawuta kab
koltim. Beliau sudah berada di posko 1 tempat supervisi KKA kampus universitas
muhammadiyah kendari. Beliau menyampaikan via telpon kalau dia menunggu kami di
posko 1 sebelum bergerak ke posko lainnya yang diagendakan 7 posko akan
dikunjungi.
Ketika telpon
itu bordering, dalam ingatan saya
sekitar pukul 09.25. dan pak musadar mengambil alih kendali driver mobil.
Sebelum jalan beliau menyampaikan ke pak mustam insya allah jam 11 kami sudah
sampai di posko. Mohon di tunggu.
Balapan
dimulai.
Lucunya
beliau sebelum tancap gas, mengatakan “yang dibelakang siap saip mabuk”.
Disitulah dimulai balapannya. Dari puuwatu ke tirawuta, beliau menargetkan
hanya akan ditempuh dalam waktu satu jam 30 menit. Padahal normalnya itu
ditempuh 2 jam 30 menit.
Untuk
pertama kalinya saya naik mobil dan pak musadar sendiri sebagai drivernya. Mobil lari kencang meyalip kendaraan di hadapan kami.
Beberapa kali mobil kami hamper menyerempet mobil besar yang juga melintas. Terdengar
suara dos aqua lari kiri kanan yang disimpan di bagian belakang mobil. Bahkan
dipuncak-puncaknya, kalau bukan orang berpengalaman mungkin kami sudah di
persawahan bersama mobil itu. Tidak disangka, mobil masih dalam kondisi lari
kencang, ada tanjakan yang ternyata tanjakan itu juga tikungan. Suara ban mobil
terdengar khiiiiiiir. Bahkan sempat tercium bau oli entah dari mana bau itu.
Lucunya
beliau masih sempat berkata, saya senang bawa mobil dengar bunyi ban seperti
tadi. Hahaha sambal beliau tersenyum dan tertawa ringan.
Sekitar
jam 11 lewat beberapa menit saja kami sudah sampai di tirawuta koltim. Di posko 1. Kami turun
dimobil dan mengucap hamdallah.
Dalam
hati saya berkata, pak musadar ini rupanya pembalap juga.
Berani dan cepat mengambil keputusan itu kuncinya ketika kami turun dari mobil. Sempat beliau berkata, kecelakaan berlalu lintas itu biasa
terjadi karena yang berkendara itu takut dan lambat mengambil keputusan.
Akhirnya dia ditabrak atau menabrak.
Alhamdulillah
kami sampai di posko 1 dengan selamat dan memulai aktivitas supervisi mahasiswa
KKA. Sampai akhirnya supervisi di 7 posko selesai dan kami pulang di kendari
dengan santai menikmati perjalanan pulang serta tidak lupa makan jagung rebus
di PJR, dan
mampir sholat magrib. Dan rasa-rasanya ARISANKU
jatuh selama perjalanan. Karena banyak pertanyaan kuncian yang dilontarkan oleh
pak musadar ke saya dan saya mati kutu. Tak bisa berkata-kata untuk menjawab.
Maklum junior kaasi
Mau tau
apa pertanyaanya, nantimi he di paragraph lainnya
Intinya
saya sangat ingin melihat pak musadar memimpin daerah ini khususnya di Kota
Kendari nantinya.
Cerdas,
Visioner, Berjiwa Pemimpin dan Agamawan.
Sangat
ideal untuk kota kendari “Kota Bertakwa”
Terima
kasih
Kendari
20 Maret 2018
Pukul
02:12 AM
No comments:
Post a Comment