“Disaat Suara Adzan Mulai Berkumandan
Air Sungai Mulai Meluap”
Selasa Tanggal 16
Juli 2013 tepat 6 buah puasa ramdhan menjadi saksi terjadinya banjir di kota
kendari. Semenjak kota kendari ditetapkan sebagai kotamadya tanggal 27
September 1995 kota kendari belum pernah terrendam banjir yang memiliki
ketinggian hingga 3 meter di beberapa titik. Banjir di awali dengan meluapnya
air kali (sungai) salah satunya kali wanggu yang tepat berada di belakang
lorong di depan kampus baru UNHALU. Luapan air pertama kalai terjadi diwaktu
subuh pada saat masyarakat di sekitar kali wanggu sedang sahur untuk melakukan
puasa ramadhan. tepat jam 5 subuh air mulai menggenangi beberapa rumah yang
berada di sekitar kali wanggu dan air dengan cepat mengalir hingga merendam beberapa
rumah warga disekitar kali wanggu. Banjir ini merupakan banjir terparah yang
terjadi di kota kendari karena hampir ½ kota kendari terrendam oleh air.
Banjir di kota
kendari terjadi di beberapa tempat seperti lepo-lepo, daerah kampus baru,
kemaraya, wua-wua dan andounuhu. Hujan
yang mengguyur kota kendari yang terjadi selama 3 minggu ini menjadi penyebab
terjadinya banjir ditambah kemampuan daya tampung sungai yang tidak sesui
sehingga menjadikan air kali wanggu meluap. Selain kali wanggu beberapa tanggul
jebol yang diakibatkan derasnya arus air yang mengalir sehingga rumah warga
yang posisinya paling dekat terrendam hingga mencapai atap rumah warga.
Beberapa mobil yang terparkir dan yang sedang melintas juga terbawa arus air
selain itu ruko dan pasar pun tidak luput dari rendaman banjir.
Akibat banjir
tersebut melumpuhkan aktifitas pendaftaran
mahasiswa baru di universitas haluoleo
hal ini diakibatkan oleh diputuskannya arus listrik oleh Pihak PLN karena
diragukan akan berbahaya bagi keselamatan warga. Tes terulis pun untuk
gelombang kedua di UNHALU harus ditunda akibat banjir yang terjadi dilain hal
semua akses menuju kampus baru terrendam banjir sehingga menyulitkan mereka
untuk masuk di lingkungan kampus. Kesedihan tidak dapat terhindarkan oleh warga
kota kendari karna rumah dan kios ludes terrendam banjir. Kos-kosan yang dihuni
oleh mahasiswa serta sepeda motor habis terrenda oleh banjir. beberapa warga
terpaksa mengungsi di daerah yang lebih aman untuk menunggu air surut untuk
kembali ke rumah masing-masing.
Banjir kali ini
akan menjadi pekerjaan rumah baru bagi pemerintah provinsi maupun pemerintah
daerah karena selama ini banjir sebesar ini belum pernah terjadi di kota
kendari. pada saat kejadian, gubernur sultra turun langsung untuk meninjau ke
Lokasi terjadinya banjir. setelah meninjau beliau menegaskan untuk
memperhatikan hal-hal yang menyebabkan terjadinya banjir dan akan melakukan
tindakan konkrit agar banjir seperti ini tidak akan terulang kembali. Semoga
pemerintah dengan cepat mendapatkan solusinya agar kota kendari bisa aman dari
banjir dan tidak lupa untuk memperhatikan korban yang terkena banjir.
No comments:
Post a Comment