Air
terjun merupakan salah satu tempat wisata yang menjadi primadona saat ini.
Keindahan dan kealamiannya menjadi daya tarik bagi setiap pencinta keindahan
untuk mengunjunginya. Bagi beberapa daerah di Indonesia keberadaan air terjun
mungkin tidaklah menjadi barang langka. Bahkan diseluruh dunia mungkin memiliki
itu. Sebut saja air terjun tertinggi didunia hingga saat ini. Air terjun Angel
atau dikenal dengan Salto Angel yang berada di Venezuela bagian amerika selatan
yang memiliki ketinggian hingga 3.212 kaki atau sekitar 979 meter. Menurut
media online Wikipedia.com, air ini jatuh tanpa hambatan dari ketinggian
tersebut. Bisa dibayangkan begitu indahnya air itu jatuh jika bisa disaksikan
secara langsung.
Di
Indonesia sendiri ada beberapa wisata air terjun yang sangat terkenal. Mulai
dari air terjun yang memiliki sejarah hingga mitos-mitos yang melekat pada jati
diri air terjun itu. Air terjun tertinggi di Indonesia saat ini tepatnya berada
di sumatera utara yang disebutnya dengan
Si Gura-Gura dengan ketinggian 820 kaki
atau 250 meter. Air terjun pada umumnya terjadi karena kondisi geografis atau
letak medan mengalirnya air tersebut mengalami patahan atau air tersebut
mengalir diatas bebatuan yang dengan kemiringan sangat terjal. Menurut kamus
besar bahasa Indonesia, air terjun itu adalah aliran air yang melewati jeram
sehingga air jatuh bebas kedasar sungai atau lereng atau lembah.
Liburan
pasca lebaran tahun lalu (2014) memberikan cerita yang berarti bagi saya. Saya
bisa mengetahui salah satu keagungan tuhan yang ada didaratan muna-buton diperbatasan
muna dan buton utara. Mungkin bagi beberapa orang disana, Sloi adalah salah
satu wisata air terjun yang tidak lagi asing buat mereka, dan mungkin saja
disetiap tahunnya dikunjungi bersama teman-temannya. Tapi bagi saya ini adalah
awal mengenal sloi dan hanya kata subhanallah yang bisa terucap.
Air
terjun ini sejatinya bukanlah air terjun yang baru ditemukan. Beberapa orang
tua didaerah sana mengungkapkan bahwa air terjun itu sudah sangat lama di
temukan hanya saja karena medannya yang cukup jauh dan dulu belum bisa dilewati
kendaraan dengan lancer sehingga tidak sering dikunjungi.
Selain
itu, karena kurang sering dikunjungi, sehingga kayu dan rerumputan liar yang
tumbuh pun tidak terelakkan. Namau bagaimanapun juga tentu itu bisa menambah
keindahan lokasinya. Jarak tempuh dari kecamatan maligano ke sloi itu sekitar
20 kilometer sehingga cukup menguras energy ditambah jalan yang masih
pengerasan dan pegunungan yang harus dilewati.
Dari
tepi jalan, jarak air terjun itu tidak
terlalu jauh hanya saja kita harus melewati medan yang terjal untuk bisa sampai
ke bawah (lereng). Walaupun demikian, kita akan disuguhkan dengan indahya
bebatuan yang menjadi dinding aliran air terjun itu yang berwarna kemerah
merahan dan hitam berkilau dengan derasnya aliran air sungainya.
Salah
satu yang menarik bagi saya mengunjungi tempat ini adalah kita harus berusaha
menaklukan jalur menuju air terjunnya yang masuk jauh kedalam. Untuk bisa
mencapai itu,kita bisa mengambil jalan berendang hingga mencapai air terjunnya,
hanya tantangannya, harus melawan arus air. Selain itu kita bisa melewati
bebatuan yang ada dipinggir (dinding-dinding) bebatuan hanya saja butuh skil
yang lebih karena harus beraksi seperti spidermen. Hahaha.. seperti yang ada di
gambar diatas (dua orang pria berbaju merah dan seorang permepuan) yang
melewati jalan keluar dengan berjalan
dan berpegangan pada tebing tebing batu. Menarik kan sob…
Selanjutnya
beberapa puluh meter jauh kedalam kita akan disuguhkan dengan yang satu ini.
Ups jangan lupa bawa kamera kalau berkunjung.
Nah,
krenkan bebatuannya. Airnya jernih dan cukup dingin. Kalau anda bermasalah
dengan suhu dingin, pertimbangkan dulu kalau mau masuk kedalam. Untuk mencapai
air terjunnya, kita harus terus berjalan dipinggir batu batu itu dan jangan
khawatir, karena batunya tidak licin namun
tetap hati-hati. Bagi saya Sampai disini 80 persen rasa lelah sudah
terbayarkan. Tinggal mau mencapai air aterjunnya sekitar beberapa puluh meter
lagi.
Ini
salah satu jalur untuk mencapai air terjunnya. Melewati gua, kita masuk dan jalan di dalam aliran air sungai
yang dingin. Walaupun kelihatannya seram tapi tetap keren. Sempat terpikir
dengan film anaconda yang ceritanya tentang keberadaan ular besar dalam air dan
gua tapi untuk sampai ketempat tujuan, pikiran itu harus di buang namun tetap
waspada.
Air
terjun yang saya maksud dalam tulisan ini adalah air yang berada dibelakang
teman teman saya dalam foto ini. Volumenya cukup besar dan cukup tinggi.
Menariknya biasa teman-teman yang berani melompat menyeburkan diri kedalam dan
jatuh bersama air.
Tentu
tidak dari ketinggian sumber airnya. Kalau ada yang bertanya, mana peulisnya
dalam foto diatas. Hehehehe..yang baju merah mengenakan jersey arema Indonesia.
Refleksi.
Bagi
saya air terjun ini bisa dijadikan sebagai salah satu tempat wisata yang secara
ekonomi bisa diandalkan. Letaknya yang diperbatasan antara dua kabupaten,
keindahan tempatnya, dan masih kurangnnya tempat wisata di wilayah itu bisa
menjadi jawaban sumber pendapatan daerah selain sektor pertanian dan yang
lainnya.
Ditengah
besarnya atmosfir daerah memekarkan diri dari daerah induk, bisa menjadikan
potensi pariwisata sebagai bagian dari alasan kemampuan daerah itu menjadi
daerah otonom.
Harapannya kedepan, pemerintah bisa membuka mata dengan potensi ini dan
memberikan perhatian melalui perbaikan akses dan pemeliharaan lingkungan tempat
wisata dan bisa menjawab pula kebingungan kemana kita akan berakhir pekan,
berlibur dan apa yang bisa dikunjungi ketika kita menginjakkan kaki di tanah
tercinta muna buton. Wasalam.
No comments:
Post a Comment