Saturday, April 19, 2014

Pesta Demokrasi dan Pulang Kampung Gratis


Alhamdulillah Pesta Demokrasi kali ini akan dilaksanakan lagi (9-April-2014). Jauh hari para kandidat bersama tim pemenangan terus berusaha mendapatkan simpatisan baik dengan kampanye terbuka dilapangan hingga masuk ke komunitas bahkan bersifat door to door.

Baliho yang berukuran kecil dan besar terpampang di tepian jalan, perempatan hingga di pagar-pagar rumah warga. Stiker masing-masing kandidat mulai bertebaran dimana-mana. Beberapa orang kandidat rela merubah warna kendaraannya (Mobil) dengan warna partai yang memayunginya. Tidak sedikit kita melihat mobil yang berstiker full body dengan partai Golkar, PPP, PDI, PKS, Gerindra dan beberapa partai lainnya.
Dalam masa kampanye tidak sedikit posko-posko pemenangan dibangun dilorong-lorong yang bertujuan untuk memperlihatkan basis suaranya. Tahun ini ada 12 partai yang akan ikut serta dalam pemilihan baik pemilihan Presiden, DPR, DPD, DPR Provinsi dan Kabupaten. Kampanye terus dilakukan untuk meraut suara sebanyak banyaknya. Berbagai macam cara yang dilakukan para kandidat untuk mememenagkan perolehan suara didapilnya.

Di Sulawesi tenggara terdapat 5.468 tps yang tersebar di 12 Kabupaten kota se Sulawesi tenggara dengan total pemilih sebanyak 1.785.023 orang. Selain itu, terdapat 5 kursi  untuk Caleg DPR RI yang diperrebutkan oleh 60 calon. Ada 4 kursi untuk DPD RI yang diperrebutkan oleh 63 calon. Untuk DPRD Prov Sulawesi Tenggara  ada 45 Kursi yang diperrrebutkan oleh 528 calon dari 6 dapil. Sementara itu untuk DPRD Kab/Kota terdapat 345 kursi yang diperrebutkan oleh 3.842 orang calon. Sehingga total keseluruhan caleg di Provinsi Sulawesi tenggara adalah 4.493 orang dengan 399 kursi.

Sulawesi tenggara merupakan salah satu daerah kepulauan. Beberapa kabupaten disulawesi tenggara di pisahkan oleh lautan. Beberapa kabupaten itu adalah kabupaten Muna, Buton, Buton Utara dan Wakatobi. Khusus di kabupaten muna untuk dapil 3 terdapat 11 kursi yang di diperrebutkan oleh 132 caleg.
Hal menarik kerap terjadi di saat mendekati hari H pemilihan, baik pemilihan aggota legislative hingga pemilihan kepala desa khususnya dikalangan penduduk desa di kecamatan maligano. Pesta Demokrasi bagi beberapa orang dikecamatan maligano, bukan hanya ajang memilih siapa yang menjadi calon yang akan dipilih, tetapi juga merupakan salah satu momen untuk berkumpul bersama keluarga di kampung bagi mereka yang ada di rantau.

Spesial bagi teman-teman yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada universitas Halu Oleo di kota Kendari, pesta demokrasi menjadi ajang pulang kampung gratis. Kebiasaan ini telah menjadi budaya pemilu bagi mereka yang siap menanggung ongkos Pergi Pulang (PP). Beberapa orang Caleg atau Kades siap membayar ongkos PP apabila mereka bisa menyatakan sikap untuk memilih dia.
Disetiap musim Pemilu, suara mahasiswa yang diluar daerah menjadi buruan bagi mereka yang mau bertarung di pesta demokrasi. Bagi teman-teman mahasiswa sendiri menganggap hal itu bukan suatu hal membeli suara tapi lebih pada mobilisasi masa. Sehingga tentu ini menjadi hal yang sah-sah saja karena intinya naik kapal gratis untuk pulang kampung.

Budaya pulang kampung gratis pemilu seperti ini sudah terjadi dari beberapa tahun yang lalu. Bisa dibayangkan jumlah teman-teman di perguruan tinggi jumlahnya mencapai 50 hingga 70 an orang menjadi suara mutlak bagi kita. Sudah banyak keberhasilan  yang diperoleh dengan cara seperti ini. Beberapa caleg di kabupaten lain mungkin menganggap hal ini adalah hal sepeleh namun sebenarnya sangat baik untuk meraut suara.

No comments:

Post a Comment