Thursday, December 31, 2015

MEMECAH KOTAK POLITIK UNTUK KEMAJUAN



Sumber Gambar: Google

Pemilu raya telah usai, namun iforia itu seakan belum move on. Move On? Mengapa menggunakan kata Move On? Buruk kah itu??

Politik saat ini sepertinya sudah lari dari nilai luhur perpolitikan itu sendiri. Mungkin karena pergeseran pemahaman atau kesalahan memahami daripada politik itu sendiri. Pesta Politik seyogyanya bisa memberikan manfaat yang mencerahkan. Memilih pemimpin yang tepat untuk memimpin daerah.

Perubahan paradigma itu seakan menggiring kita untuk membuat kotak-kotak dan menutup rasa kemasyarakatan yang akrab dan hidup dalam ruang moralitas. Sepintas kita menyaksikan banyak perpecahan akibat buah dari pesta demokrasi. Buah dari politik itu seperti racun pemisah nilai politik itu sendiri. Padahal politik itu seni. Ruang untuk berekspresi dan membentuk suatu kehidupan dan kemajuan bersama. Jika PLATO mengatakan bahwa politik itu adalah suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik yang terbaik dalam politik, kemudian didalamnya mengisyaratkan bahwa manusia akan hidup bahagia karena memiliki peluang untuk mengembangkan bakat hidup dengan rasa kemasyarakatan yang akrab dan hidup dalam suasana moralitas. Lantas ada apa dengan kita. Mengapa selalu menuai perpecahan dan menghilangkan nilai kemasyarakatan itu.
Pendapat yang mengungkapkan perpecahan  itu adalah fenomena politik agaknya kurang tepat. Sebab efek dari perpecahan itu sangatlah besar baik jangka pendek maupun jangka panjang. Mengarah kepada persoalan jangka panjang yang berakhir pada hilangya dukungan untuk menyukseskan kepemimpinan atau juga dalam jangka pendek berakhir pada aksi serang antar pendukung.

Upaya untuk mengantarkan figur yang kita inginkan menang itu perlu diapresiasi selama masih dalam cara-cara yang tepat. Hasilnya jika kita keluar dari garis itu pasti akan menuai banyak kerugian, baik itu waktu materi maupun perasaan. Tahun 2015 boleh dibilang merupakan tahun demokrasi. Sebab dengan dilakukannya pemilihan umum kepala daerah serentak semua daerah disibukkan dengan persiapan itu. Tujuannya satu yaitu untuk menghasilkan pemimpin daerah yang tepat.

Provinsi Sulawesi tenggara tidak luput dari pesta demokrasi besar itu. Saat ini pleno KPU telah dilakukan dan beberapa daerah telah mengumumkan  pemenang/pemimpin daerahnya selama 5 tahun kedepan. Kendati demikian beberapa daerah masih merasa pimilihan ini belum usai. Maksudnya masih ada  upaya upaya penggugatan dari hasil perhitungan suara itu yang dianggap tidak benar dalam pemungutannya atau ada praktik praktik kotor dalam pelaksanaan pemungutan suara yang dimaksud. Jika itu benar maka lakukanlah gugatan selama ada bukti bukti sah.

Kabupaten Muna merupakan salahsatu daerah pelakon pemilu raya itu. Lahirnya tiga figure dan kemudian bertarung untuk memenangkan kursi nomor satu di muna memberikan warna persaingan antar figure yang menarik. Walaupun kemudian lahirlah kotak kotak yang membentuk benteng tersendiri untuk berjuang dan mengamankan suara sebanyak-banyaknya demi meraih kemenangan nantinya. Hanya saja yang kemudian menjadi persoalan adalah timbulnya perpecahan yang berhujung pada tindak anarkis alias konflik.

Hasil pemilihan yang menunjungkan persaingan figur nomor satu dan tiga yaitu Rusaman dan Baharudin yang hanya berpaut 33 suara menjadikan pemilu kali ini sangat menarik dan sengit. Sepanjang sejarah pemilu di SULTRA, belum pernah ada pemilihan kepala daerah yang hanya selisih suara seperti ini. Namun apapun itu tetap menang. Hasil pleno KPU muna mengumumkan bahwa Paslon Dokter baharudin dan La Pili memenangkan pemilukada itu yang selisish 33 suara tadi. Namun dari pihak Rusman juga merasa angka ini penuh dengan permainan kotor yang kemudian hasil pemilihan tersebut di ajukan di MK untuk digugat.

Perjuangan Rusman saya rasa sangat berat sebab ini berkaitan juga dengan status beliau yang jika betul betul tidak berhasil dalam gugatan itu, persis beliau menjadi pengangguran politik. Posisi dia di DPD telah di isis oleh orang lain sebab itu menjadi bagian dari syarat untuk mencalonkan diri ketika masih memiliki jabatan di Parlemen. Semoga saja perjuangan dia tidak sia sia. Jika itu benar benar ada kecurangan didalamnya.

Disisi lain saya ingin mengucapkan selamat kepada dokter yang dinyatakan menang dalam pemilihan suara itu. Tetapi saya juga mulai berpikir apa yang akan terjadi dalam lima tahun kedepan ini. Sebagai pemimpin di kabupaten muna yang sudah memiliki umur tua (Muna) tentu bukan menjadi hal mudah. Terlebih lagi bahwa dengan karakteristik daerahnya yang unik, tentu menjadi pekerjaan rumah yang rumit baginya.

Selama memimpin di kabupaten muna, ada banyak isu yang mengatakan bahwa tidak ada pembangunan yang berarti di kabupaten muna selama kepemimpinan itu ada dijari telunjuknya. Muna jalan di tempat bahkan bila dibandingkan dengan Ridwan selama memimpin muna, itu jauh tertinggal. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa selama memimpin, dokter berada dalam tekanan baik dari atas maupun peninggalan kepemimpinan ridwan yang meninggalkan banyak utang daerah. Banyak uang digelontorkan untuk mengntaskan persoalan itu sehingga hanya bisa jalan ditempat.

Tapi apapun itu sebagai masyarakat muna tentu besar keinginan kita ingin melihat daerah ini maju dengan cepat dengan membawa nilai budaya dan kearifan lokalnya. Khusus untuk ekonominya, tentu kita bisa menilai dengan angka statistik PDRB yang secra resmi legal untuk menilai perkembangan perekonomian daerah. Laju pertumbuhan Rill PDRB kita cenderung melambat selama kepemimpinan dokter pada tahun 2010 sampai tahun 2013. Setelah tahun 2011 perekonomian  kita tumbuh 8,12 persen, ditahun 2012 perekonomian kita hanya tumbuh  7.85 persen, bahkan tahun 2013 kita masih mengalami deflasi pertumbuhan perekonomian. Kita hanya mampu menghasilkan pertumbuhan dibawah  angka 7 persen. Namun patut disyukuri juga bahwa setelah tiga tahun itu ada upaya yang lebih baik dalam mendorong perekonomian muna yang ditunjukan degan laju pertumbuhan ekonomi yang lebih agresif yang mencapai angka 9.33 persen pada tahun 2014.

Selain itu, masih banyak lagi yang harus menjadi pekerjaan rumah kita. Missal angka pengangguran yang masih tinggi, tingkat kemiskinan yang masih memprihatinkan sampai dengan posisi kita dalam Indeks pembangunan manusia yang kira kira berada di posisi 10 atau 11 dari 12 kabupaten kota di Sulawesi tenggara. Tentu menjadi prihatin jika melihat umur kabupaten muna yang sudah sangat lama membentuk daerah otonom tersendiri. Pertanyaan besarnya adalah bagaimana dengan kualitas sumber daya kita. Apakah tidak ada kemauan untuk membangun daerah kalau dari sisi pemerintah. Ataukah budaya malas kita menggerogoti semangat berusaha kita. Ataukah kita tidak memeiliki akses untuk berkarya dan membangun ekonomi daerah ini. Tentu selalu dipulangkan kepada bagaimana daerah ini dipetakkan, diolah untuk menjadi kekuatan ekonomi yang baik dan mengakomodir semua kepentingan. Khususnya kepentingan untuk memberikan ruang yang  baik bagi pelaku ekonomi untuk bisa berkembang.

Kita harus lebih kreatif memanfaatkan peluang dan kemampuan kita untuk membangun kabupaten muna yang labih baik. Gaya kepemimpinan, praktik praktik kotor yang tidak membangun segera kita tinggalkan, kita harus tegas dalam menyikapi perseolan yang sifatnya mendasar dan merupakan kebutuhan masyarakat.

Saya meyakini bahwa harus ada upaya upaya untuk meningkatkan produktifitas masyarakat kita jika ingin melihat kabupaten muna yang lebih berkembang. Mesti ada dukungan yang kuat berupa kebijakan untuk membuka sebesar besarnya ruang yang dapat dijadikan arena membangun perekonomian rakyat khususnya di kabupaten muna. Tentu jika produktifitas kita tinggi patut dicurigai ada perubahan signifikan yang dilkukan untuk membangun muna khususnya dibidang ekonomi. Akan menjadi kebanggan bagi kita dengan melihat perkembangan dan kemajuan itu yang artinya upaya mencapai kesejahteraan ekonomi itu telah dilakukan oleh pemerintah/pemimpin kita. Ada banyak harapan yang dibebankan kepada dokter baharudin jika pemilukada tahun ini resmi diputuskan atau ketika dokter dilantik sebagai bupati muna.

Namun dalam lima tahun kedepan kita butuh terobosan baru untuk merangsang perekonomian kita dalam penataan kebijakan yang terpat sasaran. Sebab jika tidak ada kecenderungan posisi kita akan tetap ditempat bahkan cenderung terjadi pertumbuhan perekonomian yang lesu. Hitungan say ajika kita tidak lebih agresif maka posisi kita dalam tiga tahun kedepan pertumbuhan ekonomi kita mungkin saja hanya bisa mencapai 5 persen sekian.

Semoga pesta demokrasi kita tidak selalu menuai konflik dan berakibat pada hilangnya dukungan untuk sukses. Sebab membangun daerah bukan pekerjaan mudah. Butuh persatuan dan sinergi bersama untuk menciptakan kondisi yang baik disegala ruang. Semoga kita bisa move on dan mulai bekerja membangun muna. Hapuskan kotak kotak politik dan mari bersatu. Sebab pekerjaan rumah kita masih banyak dan relative rumit.

Salam_Bukit_Labora.
Yusdin

No comments:

Post a Comment