Sunday, January 4, 2015

BEBERAPA DIANTARA KITA Membohongi Diri; JURUS ABSENKAN SAYA



Bila didefenisiskan, Bohong itu diartikan sebagai ungkapan yang tidak sesuai fakta yang dimaksudkan agar pihak yang mendengar itu percaya. Jauh kita memandang bahwa sebenarnya kebenaran dan kebohongan itu beda tipis jaraknya. Penting bagi kita untuk jeli memilah sebuah kebenaran dan kebohongan.
Orang yang suka berbohong disebut pembohong. Sesungguhnya setiap perbuatan akan ada ganjrannya tidak terkecuali bohong. Salah satu konsekwensinya adalah trust (kepercayaan) itu hilang. Bila sering berbohong, kebenaran pun yang kita ungkapkan, tidak akan mudah untuk diterima itu sebagai sebuah kebenaran.
Teringat sebuah film anak-anak yang rajin ditonton oleh kemanakan kecilku. Film itu adalah upin  ipin. Dalam sebuah drama, upin dan ipin sebagai sahabat ehsan sedang asik bercerita. Terdengar suara ehsan yang berteriak tolong-tolong-tolong. Larilah upin dan ipin menghampiri ehsan dan ternyata ehsan berbohong kalau dia sedang dalam bahaya (didatangi oleh serigala). Hal itu terulang beberapa kali dan upin ipin pun kesal dan berkata kepada ehsan jika kamu kembali berteriak kami tidak akan menolongmu. Singkat cerita serigala itupun  benar datang dan menghampiri ehsan. Ketika ehsan diburu serigala dan berteriak tolong-totong-tolong, upin ipin mendengarnya tapi tidak lekas membantu ehsan. Hal ini karena dianggapnya ehan kembali berbohong.
Dari cerita ini jelas bahwa tokoh ehsan mengalami distrust dari teman-temannya dan sangat merugikan/membahayakan dirinya sendiri. Berbohong pada hakikatnya merupakan sifat buruk yang dilarang oleh allah SWT Karena juga merugikan orang lain yang mendengar. Namun aneh bila membohongi diri sendiri. Mungkin membohongi dir sendiri itu jarang terjadi. Artinya jika jarang berarti juga terjadi.
Saya sudah menyelesaikan studi S1 dan saat ini menjadi asisten peneliti sekaligus asisten dosen ditempat saya kuliah. Beberapa mata kuliahnya saya yang tangani dan disini saya banyak belajar. Menjadi dosen itu tidak mudah karena sesungguhnya ada tanggung jawab yang diemban dan sangat berat. Namun jika itu dijalani dengan penuh tanggungjawab, hal itu seakan ringan dan biasa saja serta  berjalan normal. Sebagai dosen kita harus mampu mentransfer pengetahuan kita kepada mahasiswa, membimbing dia, hingga dia paham dan mampu berargumen menurut dia dan benar.
Saya yakin bahwa pengajar paham dan ingin itu terwujud. Namun bagaimana dengan pihak mahasiswanya (beberapa orang). Selama saya kuliah, beberapa orang teman paling suka mengatkan

Absenkan Saya…..

Sepintas tidak masalah. Namun efeknya sangat besar. Terkadang kita lupa, bahwa esensi dari kuliah itu bukan sekedar absen full 80%. Tapi bagaimana kita terlibat dan mampu memahami materi. Sadar atau tidak sesungguhnya kita membohongi diri sendiri. Kita berbohoong untuk tidak ikut kuliah dan melakukan aktifitas lain yang tidak begitu penting.
Ruginya ketika kita tidak dengan langsung mendengarkan penjelasan dari dosen: Pertama, Bisa jadi kita tidak akan benar-benar paham. Kedua, tidak bisa diskusi  langsung, dan yang ketiga, kasihan orang tua, yang setaunya kita pergi kuliah.
akan sangat disayangkan ketika sudah memasuki semester akhir kemudian ada pertanayaan, apa yang saya tau selama kuliah ini. Pertanyaan ini kerap teredengar dari beberapa teman namun umumnya yang kuliahnya pake jurus Absenkan Saya.
Semoga kita sadar. Bukan absen substansiya tapi sejauh mana kita paham. Mari berbenah dan tinggalkan sifat membohongi diri sendiri.

No comments:

Post a Comment